Di akhirat kelak, derajat di surga tergantung dengan banyaknya hafalan Al-Qur’an seseorang. Semakin seseorang memiliki hafalan Al-Qur’an yang banyak, maka semakin tinggilah derajat surganya. Hal ini sesuai dengan kabar dari nubuwah Rasulullah saw yang disampaikan oleh Abu Hurairah. Abu Hurairah ra mengatakan bahwasanya Rasulullah saw bersabda,
Pada hari kiamat nanti Al-Qur’an akan datang dan berkata, “Duhai Rabb berilah dia perhiasan. Maka dipakaikanlah mahkota kemuliaan.” Kemudian Al-Qur’an berkata lagi, “Duhai Rabb tambahkanlah.” Maka dipakaianlah pakaian kemuliaan. Kemudian Al-Qur’an berkata lagi, “Duhai Rabb ridhailah dia.” Maka Allah pun meridhainya. Kemudian dikatakan kepadanya, “Bacalah dan naiklah!” Maka untuk setiap ayat yang dibacanya akan ditambahkan satu kebaikan. (HR. At-Tirmidzi, Syaikh Al-Albani: Hadits ini Shahih)Syaikh Nashiruddin Al-Albani bahwa menambahkan keteranganya bahwa derajat surga tergantung dengan banyaknya hafalan Al-Qur’an di dunia, bukan pada banyaknya bacaan Al-Qur’an sebagaimana yang disangka oleh banyak orang. Beliau menambahkan syarat bahwa yang menghafal Al-Qur’an tersebut harus ikhlas hanya mengharap wajah Allah Ta’ala.

Di dunia pun, seorang penghafal Al-Qur’an akan diberi kemuliaan dan diangkat derajatnya oleh Allah Ta’ala. Rasulullah saw, “Sesungguhnya Allah mengangkat beberapa kaum dengan Al-Qur’an ini dan menghinakan yang lain dengannya.” (HR. Muslim)
Bahkan, Allah akan memberikan kemudahan dalam kehidupannya. Nah, masihkah kita enggan menghafal Al-Qur’an?
Pembaca yang baik, membaca keutamaan-keutamaan tersebut harusnya kita termotivasi, kemudian menjadikannya prioritas dalam hidup kita.
Dan tahukah pembaca bahwa di hampir seluruh belahan bumi, telah banyak kaum muslimin yang telah menjadikan menghafal Al-Qur’an sebagai prioritas hidup mereka. Mereka benar-benar mencurahkan tenaga demi bisa menghafal Al-Qur’an. Mereka bersemangat, bersungguh-sungguh, hingga Allah memudahkan menghafal Al-Qur’an 30 juz. Komplit. Mereka tersebar di berbagai Negara, tak hanya dari benua Asia, tetapi juga dari benua lainnya.
Uniknya, kaum muslimin dari berbagai Negara tersebut, mereka memiliki metode menghafal Al-Qur’an yang tidak sama. Mereka memiliki cara yang khas.
Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang memiliki keterbatasan. Baik keterbatasan fisik maupun kemampuan lainnya. Salah satunya Mu’adz dari Mesir. Remaja yang kehilangan penglihatan semenjak kecil, tapi mampu menyelesaikan hafalan Al-Qur’annya. Tak hanya dirinya, orang tuanya pun merasa sangat bahagia.
Pembaca, buku ini akan memotret dengan indah, menangkap moment-moment luar biasa dari aktivitas kaum muslimin dalam menghafal Al-Qur’an dari berbagai Negara di empat benua yang berbeda. Kita akan disuguhi pemandangan luar biasa yang kaya akan inspirasi sekaligus motivasi. Rasanya mustahil bagi kita untuk tidak berdecak kagum. Betapa tidak, Allah benar-benar membuktikan bahwa Al-Qur’an itu mudah dihafal, dan akan terjaga selamanya hingga Hari Akhir.
Buku ini merupakan tapak tilas dari perjalanan Syaikh Fahd Al-Kandari dalam menyusuri negeri-negeri penghafal Al-Qur’an yang tersebar di penjuru bumi. Beliau telah merekam apik dalam acara beliau Musafir Ma’a Al-Qur’an. Dari sinilah, inspirasi untuk menghadirkan negeri-negeri penghafal Al-Qur’an dalam media yang berbeda. Tentu, harapannya adalah untuk menyebarluaskan motivasi menghafal Al-Qur’an kepada kaum muslimin yang belum terjangkau oleh acara ‘travelling’ beliau.
Pembaca, dengan mengharap ridha Allah Ta’ala kami persembahkan buku inspiratif ini kepada kaum muslimin.
Selamat membaca! Mari menghafal Al-Qur’an!
Bagi yang menginginkan bukunya bisa dilihat di www.negeripenghafalquran.com
0 komentar:
Posting Komentar