Home » » Motivasi Menghafal Al-Qur’an dari Ananda Musa Asal Pulau Bangka

Motivasi Menghafal Al-Qur’an dari Ananda Musa Asal Pulau Bangka

Ananda Musa, yang lahir pada tahun 2008 menjadi fenomena ketika menjuarai Hafizh Indonesia pada tahun 2014. Dalam usianya yang masih belia, Musa telah hafal 29 juz. Kemudian menggenapkannya menjadi 30 juz beberapa waktu setelah menjuarai Hafizh Indonesia 2014.

La Ode Abu Hanafi sang ayah, pada beberapa kesempatan membagikan caranya membimbing buah hatinya dalam menghafal Al-Qur’an agar menjadi motivasi bagi kaum muslimin secara luas.

Motivasi Menghafal Al-Qur’an dari Ananda Musa Asal Pulau Bangka
gambar dari RodjaTV via youtube

Metode Menghafal Al-Qur'an Musa dari Pulau Bangka

Berikut ini metodenya yang dirangkum dari sebuah rekaman video talk show di salah satu televisi komunitas dan sumber lainnya.

1.  Berdoa kepada Allah

La Ode Abu Hanafi meyakini bahwa ilmu itu punya Allah, maka kita harus meminta kepada-Nya. Sedang menghafal Al-Qur’an adalah bagian dari ilmu Allah.

2.  Bertahap dalam menghafal

Sebagaimana anak pada umumnya, Musa juga tak langsung mau dan mampu menghafal ayat-ayat Al-Qur’an. Dalam membimbingnya La Ode memilih dengan cara bertahap dan menyesuaikan perkembangan dan kemampuan anak.

Misalnya dalam menghafal ayat pertama di surat An-Nas, maka Abu Hanafi mengajarkan “qul a’udzu” sampai beberapa hari hingga benar-benar hafal, baru menyambungnya dengan “bi rabbin naas”.
Setelah Musa mampu membaca Al-Qur’an pada usia 4 tahun, proses menghafal pun semakin cepat. Bahkan Musa telah mandiri dalam menambah hafalan, sehingga La Ode tinggal menyimak setoran hafalan Musa ketika murajaah.

3.   Membuat jadwal dan memilih waktu yang tepat

Jadwal menghafal dipadu dengan pemilihan waktu yang tepat ternyata sangat efektif untuk menghafal sekaligus murajaah hafalan.

Dimulai dari bangun pagi jam 02.30, mengambil wudhu dan langsung muraja’ah dengan disimak oleh La Ode Abu Hanafi sampai jam 04.00 pagi.

Kemudian menambah hafalan baru sampai Adzan Subuh berkumandang. Kemudian berhenti untuk shalat berjamaah.

Selesai shalat langsung tambah hafalan dan setor sampai jam 07.30 pagi, kemudian istirahat (sarapan, minum dan main) sampai jam 8.30.

Kemudian murajaah sampai jam 10.00 atau 10.30 memperhatikan maju mundurnya waktu shalat.
Jam 10.00 atau 10.30 wajib tidur sampai Adzan Dzuhur berkumandang, kemudian ke masjid.

Setelah shalat, tambah hafalan baru dan setor hafalan sampai jam 13.30 siang, kemudian istirahat dan makan siang sampai jam 14.00 siang. Setelah itu murajaah sampai Ashar.

Setelah Ashar, tambah hafalan baru dan murajaah sampai jam 17.00 sore.

Kemudian main sebentar kemudian bersiap untuk pergi ke mesjid shalat Maghrib.

Setelah Maghrib murajaah sampai Isya’ dan makan malamnya setelah shalat Isya’, terkadang muraja’ah sampai mendekati waktu Isya dan langsung makan malam, baru sholat Isya’.

Setelah sholat Isya’ langsung tidur.

Tiap 4 atau 5 hari Musa diberi jatah libur. Pada hari libur tersebut, Musa full bermain.

4.  Memberi fasilitas yang mendukung

Sebagaimana yang disampaikan oleh La Ode Abu Hanafi bahwa orang tua harus siap mengeluarkan modal, terutama dalam membelikan fasilitas pendukung seperti buku-buku Islam anak, tontonan VCD murattal, ceramah syaikh ataupun ustadz, dan tontonan yang bermanfaat lainnya.
Dan tak ketinggalan untuk mendampinginya dalam membaca dan menonton.

5.   Memperdengarkan bacaan murotal

Di waktu-waktu ketika tidak sedang menghafal, Musa sering mendengar murottal. Dan murottal Muhammad Toha yang menjadi favoritnya.

6.   Memberi waktu bermain

Setelah empat atau lima hari menghafal, Musa selalu diberi jatah libur untuk seharian penuh bermain. Tapi orang tua tetap memantau dan membatasi teman bergaul agar tidak bergaul dengan teman yang tidak baik.

7.  Kerja sama antara suami-istri

Suami-istri harus satu kata, sehingga anak tidak memilih mana yang lebih enak atau longgar. Misalnya ketika Musa tidak mau menuruti jadwal yang telah ditetapkan oleh bapaknya, kemudian mengadu kepada Ibunya, maka sang Ibu akan mengatakan, “Nak, kamu harus nurut sama bapak.”

8.  Seimbang antara kelembutan dan ketegasan

Orang tua tetap harus memperhatikan kapan dia harus lembut, membelai, dan memberi penghargaan, sekaligus kapan dia harus tegas. Tentu disesuaikan dengan perkembangan anak.

9.  Mengonsumi makanan bergizi

Musa sangat gemar makan ikan. Sebagaimana yang sudah kita tahu, bahwa ikan memiliki gizi yang sangat tinggi.

10.  Orang tua harus terus belajar untuk mengetahui perkembangan anak sehingga mampu memberikan metode yang pas kepada anak. Karena setiap anak memiliki karakter yang berbeda-beda

11.  Sabar

Musa menjadi hafizh qur’an di usia belia, karena juga menempuh proses yang tidak sebentar dan tidak pula gampang. Butuh kesabaran dalam membimbing, mengawal, dan melampaui tahapan demi tahapan.

(muslimideal.com)

Resep Masakan
Muslim Ideal Updated at: 21.11

0 komentar:

Posting Komentar